Jakarta -
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) membentuk gugus tugas bijak dan cerdas pakai artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Saat ini, Kemenko PMK tengah menyiapkan pengelolaannya.
"Kami di Kemenko PMK sudah membentuk gugus tugas AI untuk bijak dan cerdas ber-AI. Kita berusaha untuk kawal ini, tata kelolanya disiapkan oleh Kementerian Komdigi, tapi SDM akan menjadi bagian dari yang di bawah koordinasi Kemenko PMK. Di cerdas dan pijak berteknologi, cerdas dan pijak ber-digital, cerdas dan pijak ber-AI, human centered technology," kata Menko PMK Pratikno dalam agenda KolaborAKSI di kantor Kemenko PMK, Selasa (17/6/2025).
Pratikno menjelaskan, pembentukan gugus tugas ini didasari oleh adanya disrupsi teknologi. Bahkan anak-anak hingga pendidikan terdisrupsi karena adanya AI sehingga dia mengaku ini tanggung jawab Kemenko PMK dan perlu dikawal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"AI, kecerdasan artifisial, sangat mendisrupsi anak, sangat mendisrupsi remaja, keluarga, perempuan, kemudian agama, kebudayaan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain," ucapnya.
Di sisi lain, Pratikno membenarkan bahwa AI memiliki banyak nilai positif. Menurut dia, orang akan lebih kuat di bidang apa pun dengan memanfaatkan AI.
"Tidak mungkin manusia Indonesia tanpa teknologi mengalahkan orang yang dengan teknologi. Tidak mungkin orang tanpa digital bisa mengarahkan orang dengan digital. Tidak mungkin orang tanpa AI bisa mengalahkan orang dengan AI," ujarnya.
Pratikno mengatakan ungkapan tersebut berarti manusia perlu memanfaatkan perkembangan teknologi. Namun, menurut dia, para penggunaannya jangan sampai dirugikan.
"Artinya kita harus memanfaatkan perkembangan teknologi, tetapi harus bijak dan cerdas. Hanya fokus untuk meningkatkan produktivitas, AI harus dalam kendali manusia, teknologi harus human centered. Itulah yang kita perjuangkan, kita coba kawal," tegasnya.
Dia menyebutkan saat ini teknologi hingga media sosial membuat banyak disrupsi. Bahkan dia mencatat screen time atau waktu penggunaan layar dari orang Indonesia rata-rata mencapai 7,5 jam per hari.
"Bahwa disrupsi teknologi sudah menghadapi kita, screen time orang Indonesia sudah lebih dari 7,5 jam jam per hari, artinya ada orang yang membuka screen lebih dari belasan jam setiap harinya. Kalau rata-ratanya saja sudah hampir delapan jam," katanya.
Pratikno mengatakan bahkan balita saat ini sudah terpapar dengan penggunaan gawai yang tak sehat. Hal ini, menurutnya, bisa berimbas pada seseorang menjadi berpikir lambat.
"Bapak-ibu kita harus hati-hati dan itulah peran keluarga, peran sekolah, scrolling. Sekarang ini gadget dengan cepat kita scrolling, dan scrolling itu membuat tradisi berpikir yang sangat pendek, karena scrolling time biasanya memutus," imbuhnya.
(fas/fas)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini