Tutup Jambore Nasional Keris 2025, Menbud Dorong Kreasi & Literasi Keris

6 hours ago 1

Jakarta -

Menteri Kebudayaan Fadli Zon resmi menutup Jambore Nasional Keris 2025 di Sasana Sumewa Pagelaran Keraton Surakarta. Dibuka Senin (23/6) dan berakhir Kamis (26/6), jambore ini menjadi momentum penting bagi para empu, kolektor, budayawan, dan penggemar senjata tradisional.

Jambore dibuka oleh Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hangabehi, putra sulung Paku Buwono XIII, bersama Ketua Lembaga Dewan Adat GKR Wandansari Koes Moertiyah. Diinisiasi oleh pihak Keraton Surakarta, kegiatan ini melibatkan sejumlah paguyuban keris, termasuk Paguyuban Tosan Aji Karanganyar (Pataka) Bumi Lawu.

Dalam sambutannya, Fadli berharap agar semakin banyak kreasi keris dan literasi pengetahuan mengenai keris yang tercipta melalui gelaran Jambore Nasional Keris.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya juga berharap akan semakin banyak empu yang lahir dengan keahlian mendalam tentang keris, khususnya empu perempuan, yang hingga kini telah berjumlah 16 orang di ISI Surakarta," ujar Fadli dalam keterangan tertulis, Jumat (27/6/2025).

Fadli juga menyampaikan dukungannya terhadap pelaksanaan Jambore Keris Nasional kedepannya melalui fasilitasi Dana Indonesiana. Ia ingin agar fasilitasi ini dapat dimanfaatkan sepenuhnya secara inklusif oleh masyarakat, termasuk di dalamnya pelaku budaya keris.

Sebagai bagian dari upaya pelestarian, Fadli mengatakan diperlukan pendidikan yang berfokus pada pembelajaran mendalam mengenai keris. Salah satunya seperti program studi D4 yang ada di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Pelaksana Jambore Nasional Keris 2025, Dayu Handoko berterima kasih atas penghargaan yang diberikan oleh Menteri Kebudayaan terhadap perhelatan ini.

Ia pun berharap agar Jambore Nasional Keris 2025 dapat menjadi agenda tahunan yang mewadahi pertemuan para Empu, paguyuban, hingga UMKM perkerisan seluruh Indonesia.

Selain sebagai ajang silaturahmi antar paguyuban, kegiatan ini juga bertujuan untuk melestarikan keris sebagai warisan budaya dunia, sesuai dengan pengakuan UNESCO pada 25 November 2005, yang menetapkan keris sebagai warisan budaya tak benda dunia asal Indonesia.

"Ini adalah upaya nyata untuk menghidupkan kembali kegiatan keris berskala nasional di lingkungan Keraton. Kami ingin menyatukan para pecinta keris dalam satu forum budaya," ujar Dayu.

Senada, perwakilan Keraton Surakarta, KGPH Hangabehi atau Gusti Raden Mas (GRM) Suryo Soeharto mengatakan sejak ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu mahakarya warisan budaya takbenda dunia, Indonesia bertanggung jawab untuk melestarikan keris.

Sebagai bentuk komitmen terhadap pelestarian ini, Dewan Adat Keraton bersama komunitas Pataka terus mengadakan berbagai kegiatan, salah satunya mendorong keberlanjutan karya para empu atau pandai keris di Tanah air.

"Upaya ini penting agar tradisi pembuatan keris dan tosan aji tidak punah, melainkan tetap hidup dan berkembang di tengah masyarakat," jelasnya.

Sebagai informasi tambahan, pada kegiatan ini, Fadli juga menyerahkan Piala Menteri Kebudayaan kepada para pemenang.

Pada penyerahan tersebut, hadir turut mendampingi antara lain, Wali Kota Surakarta Respatu Achmad Ardianto, Ketua Lembaga Adat Keraton Surakarta Hadiningrat Dra. Gusti Kanjeng Ratu Koes Mortiyah Wandasari. Kemudian, Ketua Masyarakat Adat Kerajaan Nusantara Dr. Kanjeng Pangeran Haryo Eddy Wirabumi, Pangeran Keraton Surakarta Hadiningrat Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Hangabehi, serta para Empu, dan Dewan Juri Lomba dan Kontes Tosan Aji Yayasan Enggal.

Hadir sejumlah pejabat Kementerian, Staf Khusus Menteri Bidang Sejarah dan Pelindungan Warisan Budaya, Basuki Teguh Yuwono; Staf Khusus Menteri Bidang Hukum dan Kekayaan Intelektual, Putri Woelan Sari; Staf Khusus Bidang Protokoler dan Rumah Tangga, Rachmanda Primayuda; Sekretaris Direktorat Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Wawan Yogaswara; Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Sjamsul Hadi; Direktur Diplomasi Kebudayaan, Raden Usman; serta Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, Manggar Sari Ayuati.

Tonton juga "Respons Menbud Fadli Zon soal Pembajakan Karya Sastra" di sini:

(akd/akd)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |