Jakarta -
Situs DPR kerap menjadi sasaran peretasan bahkan hingga ribuan kali. Anggota Komisi I DPR F-PDIP TB Hasanuddin menyarankan agar para staf IT setiap institusi diberi pelatihan yang lebih dalam.
"Iya. Jadi lemah dalam dua hal. Satu, alat. Kemudian yang kedua itu adalah SDM, sumber daya manusia. Sebetulnya kalau ditutup dengan macam-macam kode dan sebagainya, ya susah diretas lah," kata TB kepada wartawan, Jumat (18/7/2025).
"Iya kan? Tapi kalau dengan cara-cara sederhana saja, ya mudah lah dikejar, diinfiltrasi. Paling tidak minta diberikan penataran skill untuk para operatornya, SDM-nya," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
TB menyebut target peretasan tak hanya tertuju pada website DPR. Dia berharap setiap institusi bisa lebih aware terhadap serangan siber ini.
"Begini, yang menjadi target diretas itu bukan hanya DPR. Bahkan lembaga-lembaga lain pun pernah terjadi diretas. Kementerian diretas, kemudian juga BSSN pun pernah diretas. Jadi sekarang menjadi tugas dari Kepala pemerintahan dan lembaga, menteri dan kepala lembaga untuk memberikan proteksi kepada masing-masing sarana dan para sarana IT-nya," ujarnya.
"Dan kalau ini koordinasi dengan BSSN untuk diberikan bantuan apakah itu kemampuan teknis atau mungkin perlengkapan, peralatan," sambungnya.
Sebelumnya, Sekjen DPR RI Indra Iskandar menjelaskan website DPR sering mendapat percobaan peretasan. Hal itulah yang membuat website DPR sering kali dimatikan sementara.
"Jadi sering sekali, sangat sering, ratusan kali, bahkan ribuan kali, website DPR itu selalu ada upaya penyerangan-penyerangan," kata Indra di Komisi III DPR RI, Jakarta, Kamis (17/7).
"Itu di-hack banyak sekali. Pada saat di-hack itu, kalau yang sudah banyak pada tingkat tinggi grafiknya, pilihan kami harus dimatikan. Kalau tidak dimatikan, kalau serangan itu berhasil masuk ke dalam itu, itu akan semua merusak semua sistem yang ada kami ini," tambahnya.
(azh/ygs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini