Jakarta -
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas), Agus Andrianto, melakukan kunjungan kerja ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II-A Garut. Agus meminta Kepala Lapas aktif membangun jejaring dan menjalin kerja sama untuk mendukung pengembangan potensi ekonomi warga binaan.
Menurutnya, saat ini lapas tidak hanya berperan sebagai tempat pembinaan, tetapi juga memiliki peluang besar untuk menjadi pusat pemberdayaan dan pelatihan keterampilan. Hasil karya warga binaan diharapkan dapat menjadi produk yang bernilai jual tinggi, termasuk dalam bentuk suvenir dan komoditas ekspor.
"Kepala lapas dituntut untuk aktif membangun jejaring dan menjalin komunikasi yang konstruktif dengan berbagai pihak di luar. Tujuannya agar hasil karya warga binaan bisa menjadi produk yang bernilai ekonomis dan berdaya saing," ujar Menteri Agus, Kamis (17/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu disampaikan Agus saat berdialog dengan jajaran Lapas Garut. Agus menambahkan, pembinaan berbasis produktivitas diharapkan mampu menyerap tenaga kerja dari kalangan warga binaan dalam jumlah besar. Hal tersebut menjadi peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar.
Salah satu program unggulan yang dimiliki Lapas Garut adalah pengolahan sabut kelapa menjadi coir shade untuk kebutuhan ekspor. Kegiatan ini mampu menyerap 100 hingga 200 warga binaan, tergantung kapasitas produksi yang berjalan.
Selain pengolahan sabut kelapa, warga binaan Lapas Garut juga terlibat dalam berbagai kegiatan produktif lainnya, seperti peternakan domba dan ayam, pembibitan lalat maggot, budi daya ikan lele, konfeksi, serta pemanfaatan lahan tidur untuk pertanian mandiri.
Agus juga memberikan apresiasi kepada Kepala Lapas Kelas II-A Garut, Rusdedy, atas inisiatif dan kemampuannya mengenali potensi lokal yang ada. Salah satu kunci keberhasilan Lapas Garut, menurut Menteri Agus, adalah keterlibatan aktif Rusdedy dalam berbagai komunitas lokal di Kota Garut.
"Kalapas harus paham potensi daerah yang dipimpinnya. Di Garut, Pak Rusdedy bergabung dengan beberapa komunitas lokal. Dari situ muncul berbagai inisiatif produktif, seperti pengolahan sabut kelapa. Ini bukti bahwa Lapas bisa berkembang jika peka terhadap lingkungan sekitar," ujar Agus.
Lebih lanjut, Agus juga meninjau area kerja warga binaan di tempat produksi coir shade dan konfeksi. Berbagai area kerja yang di Lapas Garut menjadi sarana Lapas juga dapat menyediakan program pembinaan kemandirian bagi warga binaan.
(yld/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini