loading...
Galaxy S25 Edge yang memiliki bodi sangat tipis jadi gimmick baru penggemar HP flagship. Foto: SEIN
JAKARTA - Di tengah perang spesifikasi smartphone yang berlomba-lomba menjejalkan "otot" dan "otak" paling gahar, Samsung justru datang dengan sebuah pertaruhan berbeda. Sebuah pertaruhan berisiko, dibanderol hingga Rp21,4 jutaan, dan dikemas dalam wujud Galaxy S25 Edge.
Ini bukan lagi soal siapa yang paling kencang, melainkan siapa yang paling ramping tanpa harus mengorbankan performa. Dengan ketebalan hanya 5,8 mm—lebih tipis dari banyak pensil—Samsung secara efektif sedang menantang hukum fisika.
Namun, di balik keindahannya yang memukau, sebuah pertanyaan kritis mengemuka: apakah ini adalah inovasi jenius, atau blunder overheating yang dibungkus dalam bodi titanium yang cantik?
Janji Manis Performa Gahar dan Asisten Cerdas
Di atas kertas, Samsung menjanjikan segalanya. Otak dari S25 Edge adalah Snapdragon 8 Elite Mobile Platform for Galaxy, sebuah chipset kelas flagship yang dirancang untuk melibas semua tugas, mulai multitasking berat hingga gaming intens.
Kekuatan ini kemudian dipadukan dengan kecerdasan Galaxy AI dan Google Gemini, mengubah ponsel ini menjadi seorang "asisten pribadi" yang intuitif. Bayangkan Anda bisa meminta Gemini Live untuk memilihkan pakaian yang cocok untuk sebuah acara, atau melakukan brainstorming ide bisnis dengan gaya bahasa natural khas Indonesia.
“Galaxy S25 Edge kami rancang untuk menjawab kebutuhan pengguna dengan mobilitas tinggi yang mengandalkan smartphone bertenaga untuk tetap produktif sepanjang hari," ujar Ilham Indrawan, MX Product Marketing Senior Manager Samsung Electronics Indonesia. "Selain performanya gahar, Galaxy S25 Edge juga tampil dengan desain super tipis berbahan titanium, yang memberikan kesan premium sekaligus nyaman digunakan."
Pertarungan Melawan Hukum Fisika
Namun, di balik semua janji performa dan kecerdasan ini, tersimpan sebuah musuh yang tak terlihat: panas. Menjejalkan prosesor sekelas Snapdragon 8 Elite ke dalam sebuah sasis setipis 5,8 mm adalah sebuah tantangan rekayasa yang luar biasa. Panas adalah musuh bebuyutan dari performa yang stabil.
Samsung mengklaim telah menjawab tantangan ini dengan sebuah solusi cerdas: sistem pendingin canggih dengan vapor chamber yang 10% lebih besar dari pendahulunya. Secara teori, ini akan membantu menyebarkan panas dengan lebih efisien.