Jakarta -
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya 2025-2029 telah disahkan, Rabu (9/7). Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Bahtiyar Rifai mendorong pembangunan Kota Surabaya sinkron dengan provinsi dan pemerintah pusat.
"Saya berharap ke depan ada sinkronisasi dengan RPJMD Provinsi maupun nasional yang ada di Surabaya. Salah satu konsen di bidang pendidikan, infrastruktur dan pembangunan indeks manusia," kata Bahtiyar dalam keterangan tertulis, Minggu (13/7/2025).
Bahtiyar menyampaikan dalam RPJMD 2025-2029 di sektor pendidikan, Pemkot Surabaya menargetkan pembangunan empat Sekolah Dasar (SD) Negeri. Sedangkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri akan dibangun 9 sekolahan baru dan proses pembangunannya direncanakan hingga tahun 2030 mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tinggal nanti mengkoneksikan provinsi. Untuk pembangunan SMA bagaimana. Jangan sampai nanti hanya SD/SMP. Tapi SMA harus ada pembangunan. Karena jumlah siswa yang belum terakomodir di sekolah negeri juga banyak," ungkap Bahtiyar.
Selanjutnya, Bahtiyar mengimbau dalam pembangunan SDN dan SMPN baru di wilayah Surabaya, harus diikuti dengan pembangunan SMAN. Dengan begitu masyarakat bisa mendapatkan manfaat, seperti di wilayah barat seperti Sukomanunggal masih belum ada SMAN.
Sedangkan di sektor kesehatan, dalam RPJMD, rencananya Pemkot Surabaya akan membangunan rumah sakit di wilayah Surabaya Selatan dan Surabaya Utara. Proses pembangunan direncanakan hingga tahun 2030.
"Terkait untuk (pembangunan) rumah sakit, ini harus ada kajian dan juga melibatkan warga. Jangan sampai dibangunannya rumah dakit ini, banyak warga yang dirugikan," ungkap Bahtiyar.
Diketahui Bahtiyar mendapatkan informasi salah satu tanah yang akan digadang-gadang menjadi lokasi pembangunan rumah sakit di wilayah Surabaya Selatan masih berpolemik. Sebab tanah tersebut menjadi fasilitas anak-anak bermain.
"Ini harus ada kajian, jangan sampai apa yang dilakukan pemerintah kota ini mengganggu kenyamanan warga Kota Surabaya," ujar Bahtiyar.
Sedangkan pembangunan infrastruktur untuk penanggulangan banjir mulai di perkampungan. Bahtiyar Rifai meminta adanya konektifitas dalam pembangunan saluran ditingkat kelurahan sesuai dengan road map yang direncanakan Pemkot Surabaya.
Sehingga tidak hanya satu wilayah kelurahan yang bebas dari problem banjir. Namun, pembangunan saluran harus sinkron dan terkoneksi dengan pembangunan saluran kelurahan yang lainnya.
Selain itu, Bahtiyar juga meminta partisipasi masyarakat di Kota Surabaya menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah disaluran. Bahkan, Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya telah membuat sayembara yang mendapatkan pembuang sampah di saluran atau sungai akan diberi hadiah Rp 200 ribu.
"Kalau dibuat award seperti itu efektifitas masih kurang. Tetapi harus ada kesadaran yang punya kota ini warga Surabaya. Artinya warga Surabaya ini menjaga merawat saluran ini berjalan maksimal dan potensi banjir berkurang," ujarnya.
Sementara itu, sinkronisasi RPJMD di bidang transportasi, Bahtiyar menyebutkan jika Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat akan membangun double track kereta api di Surabaya-Sidoarjo. Ia berharap moda transportasi milik Pemkot Surabaya yakni Wara-Wiri dan angkutan feeder bisa terkonektivitas dengan double track Surabaya-Sidoarjo.
"Harus ada feeder dan wara-wiri yang bisa menjangkau itu. Khususnya di wilayah transportasi umum. Karena Surabaya ini harus mengakomodir transportasi massal, karenanya masyarakat bisa mengurangi kendaraan pribadi," tuturnya.
Lebih lanjut, Bahtiyar menyebutkan DPRD Kota Surabaya mendapatkan masukkan dari masyarakat jika fasilitas umum tidak terkoneksi dengan angkutan feeder dan wara-wiri. Salah satunya yakni menuju ke Rumah Sakit BDH yang berada di Surabaya Barat.
"RS BDH sudah berdiri hampir 10 tahun, tapi wara-wiri belum menjangkau kesana. Inikan ironi, otomatis pemerintah kota harus melek, kedepan orang-orang dari rumah sakit terbantu transportasinya," pungkas Bahtiyar.
(akd/akd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini