Ahli Ungkap Ada Kandungan Obat Flu-Demam di Tubuh Diplomat Kemlu

11 hours ago 2

Jakarta -

Polisi memaparkan hasil uji laboratorium terhadap jenazah diplomat Kemlu ADP (39) yang meninggal dengan wajah terlilit lakban. Dalam tubuh ADP, ditemukan kandungan zat paracetamol dan chlorpheniramine.

Hal ini disampaikan oleh Ahli Toksikologi Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri, AKP Ade Laksono, dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025). Dia menjelaskan bahwa dua zat tersebut ditemukan dalam organ hingga cairan tubuh ADP.

"Pada otak ditemukan atau terdeteksi paracetamol, empedu terdeteksi chlorpheniramine, limpa terdeteksi chlorpheniramine, hati terdeteksi chlorpheniramine, ginjal terdeteksi paracetamol dan chlorpheniramine," kata Ade.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lambung terdeteksi chlorpheniramine, darah terdeteksi, urine terdeteksi paracetamol dan chlorpheniramine," lanjutnya.

Dari temuan dua zat itu, disimpulkan bahwa dalam tubuh ADP tidak ditemukan senyawa toksik umum. Namun, dalam tubuhnya ada paracetamol dan chlorpheniramine.

"Terdeteksi senyawa toksik umum seperti pestisida, sianida, arsenik, alkohol maupun narkoba. Namun ditemukan kandungan paracetamol dan chlorpheniramine pada berbagai jaringan dan cairan tubuh," tuturnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa chlorpheniramine atau biasa disebut CTM adalah sejenis antihistamin yang dapat meredakan gejala alergi seperti hidung tersumbat. CTM memiliki efek seperti mengantuk.

Sedangkan paracetamol merupakan obat analgesik dan antipiretik yang dapat meredakan nyeri serta menurunkan demam. Dua kombinasi zat ini biasa ditemukan di obat flu.

"Kombinasi senyawa obat tersebut biasa ditemukan pada obat flu, demam yang umum beredar di pasaran," katanya.

Temuan ini juga menunjukkan adanya konsumsi obat sebelum ADP meninggal. "Temuan ini menunjukkan adanya konsumsi atau paparan obat sebelum kematian," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan jasad ADP ditemukan oleh penjaga kos di kawasan Menteng pada Selasa (8/7) pukul 08.30 WIB. Korban ditemukan dengan wajah terbungkus plastik dan dililit lakban kuning.

Dalam mengusut kasus ini, polisi telah memeriksa 24 orang saksi. Para saksi di antaranya penjaga kos, istri korban, tetangga kos korban, sopir taksi yang mengantar korban, rekan kerja, dokter rawat jalan, hingga saksi ahli.

Polisi mengusut kasus ini dengan metode penyelidikan kriminal berbasis ilmiah (scientific investigation). Dalam mendalami penyebab kematian korban, pihak yang turut dilibatkan ialah Puslabfor Bareskrim, Pusident, tim digital forensik, Direktorat Siber Polda Metro Jaya, hingga Apsifor.

Selain itu, polisi juga mengumpulkan 103 alat bukti dalam mencari penyebab utama kematian korban. Semua barang bukti ditunjukkan dalam konferensi pers ini.

(rdp/imk)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |