Jakarta -
Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon meresmikan Pameran Nasional Pusaka Nusantara 2025. Pameran ini menampilkan 238 koleksi dari 26 museum se-Indonesia sebagai langkah strategis dalam mengembangkan ekosistem museum di Indonesia.
Tahun ini, terdapat tiga pameran nasional yang diselenggarakan, yakni Pameran Kain Tradisional Nusantara, Pameran Alat Musik Tradisional Nusantara, dan Pameran Pusaka Nusantara.
Dalam sambutannya, Fadli Zon menyampaikan bahwa kementerian tengah menyusun sistem klasifikasi museum berdasarkan kategori A, B, dan C, seperti sistem peringkat di sekolah. Sistem ini akan berdampang lansung pada penyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ke depan, kita dorong kemitraan dengan sektor swasta (public-private partnership), agar kemajuan museum tidak hanya bertumpu pada pemerintah," ujar Fadli dalam keterangannya, Selasa (29/7/2025).
Ia juga menyoroti pentingnya penataan koleksi. Di Museum Nasional, sekitar 194 ribu artefak kini sedang direinventarisasi dan dinilai ulang. Fadli berharap museum-museum daerah juga melakukan hal serupa.
"Banyak koleksi luar biasa, tetapi pendataannya belum diperbarui. Kita perlu tahu nilai koleksi ini sebagai bagian dari kekayaan nasional, bukan untuk diperjualbelikan, melainkan sebagai bentuk penghargaan dan pengakuan," lanjutnya.
Dalam upaya mendorong pengelolaan museum yang lebih baik, Kemenbud juga akan memberikan Anugerah Museum Terbaik. Penilaiannya meliputi kualitas koleksi, narasi (storyline), tata pamer, pengelolaan, hingga inovasi teknologi.
Soal layanan pengunjung, Fadli menekankan pentingnya membuat museum lebih interaktif dan nyaman agar menarik minat masyarakat.
"Kita harus mendorong lebih banyak pengunjung di seluruh museum, termasuk di daerah. Pengunjung akan datang jika museum nyaman, menarik, dan interaktif. Pemanfaatan teknologi digital, bahkan AI, akan menjadi kunci ke depan," ujarnya
"Museum juga tidak boleh hanya menjadi beban anggaran, tapi menjadi sumber pendapatan. Di berbagai negara, museum-museum besar memperoleh 50% pendapatannya dari penjualan merchandise," lanjutnya.
Ke depannya, Fadli mendorong agar pameran seperti ini tidak terbatas pada wastra, pusaka, dan alat musik tradisional, tapi juga bertemakan pangan tradisional, permainan tradisional, topeng Nusantara, regalia Kerajaan, dan perhiasaan khas daerah.
"Semoga revitalisasi Museum Sri Baduga dan Pameran Pusaka Nusantara ini menjadi tonggak penting dalam kebangkitan permuseuman nasional. Mari kita jadikan museum sebagai ruang belajar, dialog, dan pertemuan lintas generasi," ujar Fadli.
Pameran Pusaka Nusantara berlangsung dari 29 Juli hingga 31 Oktober 2025. Selama periode tersebut, pengunjung juga bisa mengikuti seminar, lokakarya, dan bazar UMKM. Pameran ini diikuti oleh 21 museum provinsi, 4 museum kabupaten/kota, dan 1 museum universitas.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan yang juga hadir dalam kesempatan tersebut turut menyampaikan apresiasinya.
"Dulu kita bayangkan kata-kata museum yang terlintas dalam pikiran kita adalah tempat penyimpanan benda-benda bersejarah dengan gedung tua. Namun, sekarang sudah banyak yang berubah dengan pemanfaatan perkembangan teknologi yang terus semakin berubah. Saya ucapkan terima kasih kepada Kemenbud yang telah mendukung pameran ini dan selamat kepada Museum Sri Baduga yang telah sukses menyelenggarakan Pameran Nasional Pusaka Nusantara," ujarnya.
Pameran ini juga diharapkan bisa memperkuat solidaritas antar pengelola museum, serta meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap budaya Nusantara, khususnya dalam mengenali filosofi dan sejarah Tosan Aji sebagai identitas budaya dan simbol pemersatu bangsa.
"Semoga pameran ini bisa jadi kegiatan rutin dan semakin baik setiap tahunnya," pungkas Erwan.
(anl/ega)