Mendagri Dorong Penguatan Sistem Pengawasan Internal Institusi Polri

7 hours ago 4

Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mendorong penguatan sistem pengawasan internal terhadap institusi Polri. Ia menilai jika penguatan tersebut berjalan baik, maka kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian akan meningkat.

"Sebetulnya pengawasan yang terbaik adalah pengawasan internal, yang terbaik. Karena kalau pengawasan internalnya bagus, maka otomatis kepercayaan publik akan tinggi. Karena dianggap satu lembaga bisa mengawasi diri sendiri," kata Tito dalam keterangannya, Rabu (16/7/2025).

Hal ini disampaikannya saat membuka Rapat Koordinasi Pengawasan (Rakorwas) Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) bersama Polri Tahun 2025, yang berlangsung di Hotel Discovery Ancol, Jakarta, Rabu (16/7/2025).

Wakil Ketua Kompolnas ini menjelaskan tantangan pengelolaan keamanan di Indonesia berbeda dengan negara lain karena bentuk geografisnya. Jika negara-negara berpenduduk besar seperti Tiongkok, India, dan Amerika Serikat merupakan negara daratan, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia.

Ia mengungkapkan kondisi ini membuat mobilisasi, koordinasi, dan pelaksanaan fungsi kepolisian menjadi jauh lebih kompleks dibanding negara daratan yang memiliki infrastruktur darat sehingga memudahkan mobilitas melaksanakan tugas kepolisian.

"Kita sadari bahwa memang tugas yang tidak mudah untuk mengawasi Polri. Kenapa? Karena Polri ini adalah lembaga kepolisian nasional nomor dua terbesar di dunia dan menjalankan fungsi kepolisian di negara demokrasi nomor 3 didunia setelah India dan Amerika Serikat," jelasnya.

Dalam sambutannya, Tito menegaskan pengawasan bukan sekadar responsif menunggu laporan dan keluhan masyarakat, tetapi harus dilakukan secara proaktif dan sistematis.

Ia pun mencontohkan pentingnya respons cepat terhadap keluhan publik, sebagaimana diterapkan dalam dunia pelayanan jasa. Menurutnya, pendekatan tersebut relevan dalam konteks mewujudkan kepolisian yang profesional dan humanis.

"Penting untuk melakukan respons cepat supaya permasalahan tidak berlarut-larut, namun juga lebih dari itu perlu langkah-langkah proaktif untuk mencegah pelanggaran anggota dan meningkatkan pelayanan kepada publik lebih baik," tambahnya.

Ia juga menilai pentingnya kunjungan lapangan Kompolnas ke satuan kerja (satker) untuk mencocokkan paparan program dengan kondisi di lapangan. Hal ini termasuk dalam menilai pelayanan publik Polri kepada masyarakat dalam aspek penegakan hukum, pemeliharaan kamtibmas, dan pelindungan masyarakat.

"Dengan koordinasi kepada Pimpinan Polri, sebaiknya satker-satker yang ada di Mabes Polri dan Polda-Polda diundang dan didatangi untuk diskusi dan dialog. Mereka memaparkan tentang strategi kebijakan mereka dalam melakukan tugas di Satker itu atau di Polda itu. Dan apa KPI-nya, key performance index, ukuran keberhasilannya apa yang mau ditarget, misalnya angka kejahatan akan turun, angka [kecelakaan] lalu lintas akan turun," ungkapnya.

Dialog tersebut akan membuat satker dan polda akan meminimalisir pelanggaran satuannya yang pada gilirannya akan membuat anggotanya juga menghindari pelanggaran atau misuse of power," pungkasnya.

Sebagai informasi, Rakorwas Kompolnas turut dihadiri oleh Irwasum Polri Komjen Pol. Dedi Prasetyo yang mewakili Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Ketua Ombudsman Mokhammad Najih, Wakil Menteri Hukum Edward Omar Sharif Hiariej, Sekretaris Kompolnas Arief Wicaksono, Pelaksana Harian (Plh.) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Komisi Yudisial (KY) Mulyadi, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra, serta para pejabat pimpinan tinggi madya dan pratama dari kementerian/lembaga terkait. (akd/akd)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |