Jakarta -
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar berterima kasih kepada Arab Saudi, yang disebutnya memberi beragam kemudahan atau dispensasi kepada jemaah haji Indonesia. Dia mengatakan Arab Saudi ingin jemaah haji Indonesia nyaman selama di Saudi.
Dia awalnya menjelaskan kebijakan Saudi menunda pelaksanaan tanazul Mina tahun ini demi keamanan seluruh jemaah haji. Nasaruddin menyebut hal itu membuat Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) harus mengganti seluruh persiapan yang telah dilakukan.
"Dalam waktu yang sangat singkat, tim kami kita bisa bayangkan mengubah data itu menjadi kembali seperti biasa, persiapannya dikembalikan ke kemah seperti biasa. Tadinya makanan dan pengobatan di tempat-tempat tanazul itu juga dikembalikan ke kemah dalam waktu yang hitungan jam. Saya terima kasih ke tim kami yang begitu kompak dan perhatian dari Kementerian Saudi Arabia dan begitu respect ke Indonesia," ujar Nasaruddin di Makkah, Rabu (4/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tanazul ditiadakan secara resmi, kata Nasaruddin, ada dispensasi bagi jemaah haji Indonesia terkait tanazul. Dia mengatakan Saudi memperbolehkan sekitar 3.500 orang jemaah haji Indonesia yang berisiko tinggi untuk melaksanakan tanazul.
Dia mengatakan dispensasi itu diberikan setelah tim kesehatan Indonesia memberi laporan ke Saudi bahwa ada sekitar 3.500 orang jemaah haji RI yang masuk kategori berisiko tinggi karena lanjut usia (lansia), sakit, hingga difabel. Dia menyebut Saudi kemudian membolehkan jemaah dengan kategori risiko tinggi itu melakukan tanazul.
"Maka akhirnya begitu concern-nya terhadap jemaah haji kita, maka Menteri Kesehatan Saudi Arabia itu menetapkan bahwa 3.500 itu kita bagi tiga. 3.500 itu harus mendapat perhatian khusus dan tadinya ditetapkan tidak ada tanazul, maka khusus untuk jemaah Indonesia diberi program tanazul ini sekitar 3.500 orang yang tadi masuk sangat riskan itu," ujarnya.
Saudi juga memberi kemudahan terkait pelaksanaan safari wukuf dan badal haji. Nasaruddin menyebut otoritas Saudi menyatakan bersedia menanggung biaya badal haji jemaah RI yang tak bisa ikut wukuf.
Imam Besar Masjid Istiqlal ini mengatakan ada sekitar 250 orang jemaah haji RI yang dirawat di rumah sakit dan tidak bisa bergerak, bahkan untuk safari wukuf. Menurutnya, otoritas Saudi siap menanggung biaya badal haji bagi jemaah tersebut.
"Nah, sekitar 300 dan diharapkan maksimal diperkirakan 350 itulah nanti yang dibadalkan. Begitu concern-nya terhadap jemaah haji Indonesia sampai urusan badal itu pun juga akan ditanggung Menteri Kesehatan, padahal satu badal itu bisa sampai Rp 20 juta itu," ujarnya.
Dia menyebut Saudi memperbolehkan ambulans Indonesia masuk ke Arafah dan Mina. Otoritas Saudi juga telah mengizinkan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) beroperasi lagi.
"Saya terima kasih kepada Pemerintah Saudi Arabia, tidak boleh ada ambulans yang masuk di area perkemahan seperti di Arafah dan Mina. Semuanya itu adalah ambulans Saudi Arabia, ambulans kita nggak bisa masuk. Tapi setelah kita lobi dan memperlihatkan kenyataan, satu-satunya negara yang bisa memasukkan ambulansnya hanya Indonesia dan itu pun juga jangan bergerombol ambulans itu," tuturnya.
Nasaruddin menyebut setidaknya ada enam aturan baru di Saudi dalam pelaksanaan haji tahun ini. Seluruh aturan itu ditujukan Saudi untuk menjaga keselamatan jemaah haji. Nasaruddin pun berterima kasih Saudi memberi kemudahan bagi jemaah haji RI.
"Saya selaku wakil pemerintah betul-betul hadir sendiri mengucapkan terima kasih atas perhatian khusus yang diberikan Kerajaan Saudi Arabia khususnya kepada Menteri Kesehatan dan Menteri Haji terhadap kami semua. Permintaan-permintaan kami sepertinya semua diterima," ucap Nasaruddin.
Simak juga Video Tanazul Dibatalkan Saudi, Menag: Demi Kemaslahatan Jemaah
(haf/ygs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini