Jakarta -
Seorang mahasiswa Universitas Lampung (Unila) meninggal dunia diduga akibat mengikuti kegiatan Pendidikan dan Latihan Dasar (Diksar) Unit Kegiatan Mahasiswa Ekonomi Pecinta Lingkungan (Mahapel) pada November 2024. Pihak kampus kini membentuk tim investigasi dalam menyelidiki kematian korban.
"Kasus ini sudah diambil alih oleh pihak Universitas. Rektorat Unila juga sudah bentuk tim investigasi guna mencari kebenaran pada kasus kematian Pratama pada April 2025," kata Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prof Nairobi di Bandarlampung, dilansir Antara, Selasa (3/6/2025).
Kegiatan Diksa Mahapel itu telah digelar pada November 2024. Salah satu peserta ialah korban, Pratama, dan temannya bernama Faris. Setelah kegiatan tersebut ada laporan salah satu peserta mengalami gangguan pendengaran karena adanya indikasi kekerasan yang dilakukan oleh para senior.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat itu yang melaporkan adalah Faris melalui orang tuanya. Lalu kami langsung menindaklanjuti dengan mengadakan sidang pimpinan, dan memanggil para pihak terkait termasuk alumni yang ikut dalam kegiatan tersebut sebagai pembina," kata dia.
Nairobi mengatakan pihaknya sempat memanggil sejumlah senior Mahapel yang menyelenggarakan kegiatan tersebut. Para senior mengakui adanya penyelewengan tindakannya dan telah meminta maaf serta bertanggung jawab kepada korban, yakni Faris.
"Kami juga memberikan surat pernyataan yang bunyinya, bahwa jika terulang lagi hal seperti maka organisasi ini akan dibekukan. Kami pikir sudah selesai kasus ini," katanya.
Namun, lima bulan berselang, Pratama meninggal dunia. Kematian Pratama ramai dikaitkan dengan keikutsertaannya di Diksar Mahapel pada November 2024.
"Bulan April kalau tidak salah almarhum Pratama wafat indikasi adanya tumor otak sehabis operasi. Saat ini saya minta Wakil Dekan datangi ke rumah almarhum seperti masalah sebenarnya, dan bila ingin menuntut silahkan. Tetapi saat itu ibunya almarhum tidak ingin menuntut. Ini selesai kami pikir tidak ada masalah," kata dia.
Menurut Nairobi, saat ini pihaknya masih menunggu keterangan dari pihak korban yang menyatakan Pratama wafat akibat mengikuti kegiatan diksar. Dia menyatakan saat ini belum ada bukti kuat yang menunjukkan dugaan tersebut.
"Sambil kami menunggu itu, ternyata ada mahasiswa demo yang menyalahkan orang-orang di Mahapel atas kematian Pratama. Tapi kami belum bersikap karena memang tidak ada bukti yang kuat," kata dia.
Meski begitu, ia pun mengatakan pihak Unila sangat terbuka apabila nanti kasus ini akan masuk ke ranah kepolisian.
"Kami siap untuk dimintai keterangan oleh pihak kepolisian. Karena kasus ini diduga menghilangkan nyawa, kami siap membantu menjadi saksi dan memanggil mahasiswa yang terlibat dalam hal itu," pungkas Nairobi.
Lihat juga Video: Kemenkes Setop Program PPDS Undip Buntut Kasus Mahasiswi Bunuh Diri
(ygs/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini