Kakorlantas Temui Pakar, Serap Masukan Wujudkan Zero Over Dimensi-Overload

1 day ago 6

Jakarta -

Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho menemui pakar transportasi untuk membahas penertiban kendaraan overdimensi dan overload. Sejumlah masukan didapat Kakotlantas mengenai aspek logistik hingga ekonomi.

Irjen Agus menemui para pakar tersebut bersama Dirut Jasa Marga Rivan Achmad Purwantono. Pertemuan digelar untuk sosialisasi sekaligus mencari jajak pendapat dari para ahli.

"Ya banyak sekali aspek yang harus diperhatikan. Ada aspek ekonomi juga kita pertimbangkan, dari aspek logistiknya juga kita pertimbangkan, dari aspek pengemudinya, termasuk juga ongkos pengemudinya dan lain sebagainya," kata Irjen Agus selepas pertemuan tersebut di Kantor Jasa Raharja, Jakarta Selatan, Rabu (4/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Irjen Agus menegaskan, bila hal paling utama untuk mewujudkan zero over dimension dan overload ini adalah komitmen bersama. Sehingga seluruh lembaga dan kementerian terkait dapat sama-sama menjadi pengawas.

"Tetapi yang paling terpenting adalah kesepakatan dari kementerian dan lembaga untuk melakukan peningkatan penertiban daripada over dimension dan overload, yang sudah kita lakukan sosialisasi per 1 Juni kemarin," tegasnya.

Irjen Agus mengaku upaya ini memang memerlukan masukan dari para pakar. Sebab fenomena over dimensi dan overload ini tidak mudah untuk diselesaikan.

Kakorlantas Irjen Agus Suryonugroho temui pakar diskusi soal over dimensi-overload (Taufik/detikcom)

"Tetapi dengan arahan Pak Menko Infra dari Menhub, termasuk juga kami dapat perintah langsung dari Bapak Kapolri agar dilakukan sinergitas kolaborasi yang tepat," jelasnya.

"Sehingga perusahaan-perusahaan daripada over dimensi dan overload ini bisa diselesaikan secara perlahan dan pasti," sambung dia.

Untuk itu, Kakorlantas menegaskan negara harus hadir agar angka kecelakaan akibat angkutan overdimensi dan overload dapat diatasi. Dalam kurun satu bulan ini Korlantas Polri bakal masif melakukan sosialisasi.

"Tetapi karena negara harus hadir untuk menyelesaikan ini tentunya skenario dan langkah-langkah tetap kita awali dengan edukatif dan preventif," ucap dia.

(hri/hri)