Gas dan Energi Terbarukan: Duet Strategis Menuju Net Zero dan Kemandirian Energi

9 hours ago 3

loading...

Dengan fleksibilitas, kecepatan implementasi, dan dukungan teknologi rendah karbon, gas alam telah terbukti menjadi mitra penting bagi energi terbarukan. Foto/Dok

JAKARTA - Dengan fleksibilitas, kecepatan implementasi, dan dukungan teknologi rendah karbon, gas alam telah terbukti menjadi mitra penting bagi energi terbarukan . Indonesia berada dalam posisi unik untuk menjembatani kebutuhan akan energi bersih sambil mengatasi tantangan keterjangkauan dan keandalan di kawasan ini.

Karena itu, IndoGAS 2025 kembali hadir sebagai forum strategis dua tahunan yang mempertemukan para pemimpin dari sektor pemerintahan, BUMN, pelaku industri, akademisi, hingga mitra internasional untuk membahas arah kebijakan, peluang pasar, dan strategi kolaboratif menuju sistem energi yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan. Di tengah tantangan transisi energi global, konferensi ini menjadi ruang penting untuk memperkuat pemahaman bersama dan mendorong peran gas dalam sistem energi masa depan.

“Sangat penting bagi kita untuk bergerak lebih cepat dan lebih dalam dalam mempercepat dekarbonisasi sistem energi global. Menurut International Energy Agency, pada tahun 2024, 40% peningkatan permintaan energi global dipenuhi oleh gas alam, menjadikannya sumber energi nomor satu. Pada saat yang sama, kita harus terus berada di jalur pengurangan emisi, melalui langkah nyata yang melampaui sekadar target, dengan memanfaatkan seluruh solusi yang tersedia," ujar Wakil Presiden International Gas Union, Andreas Stegher.

Baca Juga: Dukung Program Net Zero Emission 2050

"Sektor gas, bersama seluruh teknologi relevan, gas alam, gas hijau, dan solusi inovatif, sangat penting untuk mengikuti laju dan mempercepat transisi energi ini. Industri gas adalah bagian dari solusi penting menuju masa depan rendah karbon dengan menyediakan sumber energi fosil paling bersih yang tersedia, terjangkau, dan andal saat ini," lanjutnya.

Gas dan Energi Terbarukan: Bukan Pilihan, Tapi Kolaborasi Strategis

Dalam upaya global untuk mendorong transformasi eergi yang lebih bersih, kawasan Asia-Pasifik termasuk Indonesia menghadapi tantangan kompleks: bagaimana menyediakan energi rendah emisi, andal, dan terjangkau. Dalam konteks ini, gas alam tidak lagi dipandang sebagai solusi sementara, melainkan sebagai bagian dari strategi utama transisi energi.

Gas tidak hadir untuk bersaing dengan energi baru dan terbarukan (EBT), tetapi untuk melengkapinya. Dengan keunggulan fleksibilitas operasional, waktu implementasi yang relatif cepat, serta infrastruktur yang dapat disesuaikan dengan teknologi masa depan, gas memiliki karakter strategis sebagai pendukung sistem energi nasional yang terus bertransformasi.

Menutup Kesenjangan Energi, Menjaga Akselerasi Pertumbuhan

Indonesia telah menetapkan target jangka panjang untuk mencapai net zero emission antara tahun 2050 hingga 2060. Komitmen ini dirancang agar tetap sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan perluasan akses energi yang merata ke seluruh wilayah, termasuk wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, pemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit sebesar 69,2 GW melalui proses optimalisasi. Sekitar 42 GW atau 61% dari tambahan tersebut diproyeksikan berasal dari sumber terbarukan seperti surya, angin, air, panas bumi, dan bioenergi.

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |