UMKM Butuh Program Holistik dan Terintegrasi, Bukan Sekedar Jualan Online

1 day ago 9

loading...

Berjualan online hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan proses usaha yang berkelanjutan, pengusaha UMKM memerlukan dukungan yang lebih luas. Foto/Dok

JAKARTA - Program UMKM (Usaha mikro kecil dan menengah) yang holistik dan terintegrasi bisa mempercepat perwujudan target ekonomi digital di tanah air. Sebuah studi terbaru yang dilakukan DFS Lab dan Somia CX mengenai program pendampingan onboarding platform penjualan digital menemukan, bahwa meski banyak inisiatif telah dilakukan, sebagian besar program tersebut masih berfokus pada peningkatan keterampilan digital saja.

Akibatnya masih terdapat tantangan besar dalam penguatan kemampuan bisnis dasar yang belum tersentuh. Sedangkan jualan online hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan proses usaha yang berkelanjutan. Pengusaha UMKM memerlukan dukungan yang lebih luas dan berkelanjutan agar dapat terus berkembang dan menjangkau pasar baru.

Dalam upaya mendukung pertumbuhan UMKM, Pemerintah juga telah memiliki rencana untuk mengkonsolidasikan berbagai program pemberdayaan UMKM ke dalam platform SAPA UMKM yang dapat membuka peluang untuk mengintegrasikan dan menyelaraskan program-program tersebut ke dalam kerangka yang lebih komprehensif.

Baca Juga: Gratis! Produk UMKM Tampil di Halaman Depan PaDi UMKM Tanpa Bayar

Pendekatan terpadu ini dapat mencakup penguatan keterampilan bisnis penting yang sesuai dengan UMKM di berbagai tahap perkembangan serta berbagai sektor dan segmen. Upaya ini penting untuk dilakukan mengingat proyeksi ekonomi digital nasional, yang diperkirakan akan mencapai Rp2.100 triliun pada tahun 2025, dan terus tumbuh menjadi Rp5.953 triliun pada tahun 2030.

Sektor ini akan berkontribusi pula sebesar 11% terhadap PDB nasional, dengan target yang lebih ambisius yaitu mencapai 20% tahun 2045. Terlebih lagi, visi Asta Cita milik Presiden Prabowo Subianto menempatkan transformasi digital dan pemberdayaan UMKM sebagai pilar utama strategi pencapaian pertumbuhan ekonomi 8% pada tahun 2029.

Untuk mendukung visi ini, pemerintah terus berkolaborasi dengan sektor swasta, organisasi madani, dan perguruan tinggi untuk mendigitalkan 30 juta pelaku UMKM pada tahun ini. Namun banyak dari mereka masih mengalami kesulitan dalam mempertahankan digital presence dan naik kelas. Hal ini menunjukkan masih adanya keterbatasan dalam program pemberdayaan yang ada saat ini.

Melalui pemetaan dan analisis terhadap program yang ada, studi ini mendapati berbagai format, mulai dari lokakarya tematik hingga program inkubasi dan pembinaan. Namun ekosistemnya masih terfragmentasi.

Sebagian besar inisiatif ini masih bersifat jangka pendek dan berfokus pada hal-hal terbatas, sering kali hanya mencakup keterampilan digital dasar dan penggunaan platform digital. Tantangan lain yang muncul adalah masih banyak pelaku UMKM yang kesulitan mengembangkan usaha mereka, meskipun sudah menerima pelatihan atau bergabung ke platform digital.

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |