loading...
Indonesia masih butuh lebih banyak pelatihan kecerdasan buatan agar tetap relevan. Foto: Gemini
BALI - Di saat badai Kecerdasan Artifisial (AI) siap menerjang dan mengubah total lanskap pekerjaan di seluruh dunia, organisasi nirlaba Remote Skills Academy (RSA), dengan dukungan dari raksasa global seperti Google.org dan Asian Development Bank (ADB), secara resmi meluncurkan misi ambisius: memberikan pelatihan AI gratis kepada 10.000 pekerja dan pelaku UMKM di seluruh Indonesia.
Ini bukan sekadar program pelatihan biasa. Ini adalah sebuah upaya "penyelamatan" berskala nasional, sebuah pertaruhan untuk memastikan bahwa di tengah revolusi digital yang brutal, masyarakat Indonesia tidak hanya menjadi penonton atau, lebih buruk lagi, korban.
Alarm Peringatan di Era AI
Banyak yang tidak sadar, di balik kemudahan yang ditawarkan oleh AI, tersimpan sebuah ancaman nyata bagi jutaan pekerjaan. Para pelaku UMKM, pekerja di sektor pariwisata, hingga karyawan kantoran kini dihadapkan pada satu pilihan: beradaptasi atau tersingkir.
"Di tengah transisi menuju ekonomi yang semakin bergantung pada AI, kami ingin memastikan bahwa masyarakat Indonesia tidak tertinggal,” ujar Nafinia Putra, Chief of Program dari Remote Skills Academy. "Program ini dirancang untuk memberikan akses keterampilan AI secara inklusif, dan membuka peluang karir atau bisnis baru bagi masyarakat yang sebelumnya belum terjangkau oleh pelatihan teknologi.”
Pernyataan ini adalah sebuah alarm, sebuah pengingat bahwa tanpa bekal keterampilan yang relevan, tenaga kerja Indonesia berisiko besar menjadi "fosil digital" di negeri sendiri.
'Vaksin' Digital Gratis untuk Semua
Menjawab ancaman inilah, RSA, yang lahir dari sebuah inisiatif komunitas saat pandemi, kini hadir dengan sebuah "vaksin" digital. Program AI Opportunity Indonesia ini menawarkan akses 100% gratis ke modul pelatihan AI berdurasi total 14 jam.
Formatnya pun dirancang sangat fleksibel. Peserta bisa belajar secara mandiri melalui platform online, namun tetap mendapatkan dukungan penuh melalui sesi pelatihan tatap muka di berbagai kota dan pendampingan dari para mentor AI yang terlatih.
Ini adalah sebuah demokratisasi pengetahuan. Keterampilan yang biasanya hanya bisa diakses oleh mereka yang mampu membayar mahal, kini dibuka seluas-luasnya bagi siapa saja yang mau belajar, termasuk mahasiswa, pekerja sektor pariwisata di Bali, hingga mereka yang sedang tidak memiliki pekerjaan.
Kolaborasi dari Lokal hingga Global
Kekuatan dari misi ini terletak pada fondasi kolaborasinya. RSA tidak berjalan sendiri. Mereka didukung oleh jaringan filantropi se-Asia Pasifik, AVPN, serta didanai oleh nama-nama besar seperti Google.org dan ADB.
Di tingkat lokal, mereka menggandeng organisasi komunitas seperti Infradigital Foundation dan Nortis Academy untuk memastikan program ini benar-benar sampai ke akar rumput dan tepat sasaran.