Jakarta -
Tahun Baru Islam identik dengan berbagai tradisi bernuansa religi dan budaya yang masih dilestarikan di sejumlah wilayah Indonesia. Peringatan 1 Muharam ini dirayakan dengan beragam cara yang khas sesuai masing-masing daerah.
Berikut ini beberapa tradisi yang umum dilakukan masyarakat dalam menyambut tahun baru Islam:
Doa Bersama dan Pengajian
Tradisi paling umum saat tahun baru Islam adalah doa bersama dan pengajian. Kegiatan ini digelar di masjid, musala, sekolah, hingga kantor instansi pemerintah sebagai bentuk refleksi dan doa menyambut tahun yang baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masyarakat Muslim juga dianjurkan membaca doa akhir dan awal tahun. Mengutip dari Kementerian Agama RI, doa akhir tahun dibaca setelah Asar sebelum Magrib, sedangkan doa awal tahun dibaca setelah Magrib di malam 1 Muharam.
Pawai Obor 1 Muharam
Di sejumlah daerah, pawai obor menjadi tradisi meriah yang tetap bernuansa religius. Anak-anak hingga orang dewasa berjalan bersama membawa obor sambil berselawat atau bertakbir keliling lingkungan sekitar.
Pawai ini menjadi simbol penerangan hati dalam menyambut tahun baru Islam, sekaligus sarana mempererat kebersamaan dan menumbuhkan semangat syiar Islam. Biasanya, kegiatan ini juga dimeriahkan dengan atribut seperti bendera kecil, spanduk, hingga alat musik tradisional.
Kirab dan Tradisi Keraton
Di Yogyakarta dan Surakarta, peringatan tahun baru Islam bertepatan dengan 1 Suro dalam kalender Jawa. Masyarakat memperingatinya dengan kirab pusaka, tapa bisu, dan berbagai ritual spiritual di sekitar keraton.
Tradisi ini berakar dari masa Sultan Agung Mataram yang menggabungkan kalender Islam dan kalender Saka. Seperti dilansir Portal Informasi Indonesia (Indonesia.go.id), perpaduan tersebut menjadikan 1 Muharam dan 1 Suro bermakna penting dalam budaya spiritual masyarakat Jawa.
Santunan Anak Yatim
Tahun baru Islam juga menjadi momen berbagi, terutama kepada anak yatim. Banyak masjid, yayasan, dan komunitas mengadakan santunan, terlebih menjelang 10 Muharam yang dikenal sebagai Hari Asyura.
Di kalangan masyarakat Betawi, tradisi ini dikenal sebagai Lebaran Anak Yatim. Mereka biasa memberikan hadiah atau uang kepada anak-anak yatim, disertai dengan mengusap kepala mereka. Masyarakat juga berkeliling kampung untuk mengundang atau langsung mengunjungi anak-anak yatim di lingkungannya.
Tonton juga "Sambut Tahun Baru Islam, Santri di Lumajang Gelar Pawai Obor" di sini:
(wia/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini