Jakarta -
Staf Khusus Gubernur Jakarta, Chico Hakim, mengapresiasi tingginya hasil survei kepuasan publik terhadap kinerja Gubernur Jakarta Pramono Anung dalam 100 hari pemerintahannya. Hasil survei versi Ethical Politics menunjukkan 77,73 persen warga Jakarta puas terhadap kinerja Pramono-Rano Karno.
"Alhamdulillah tingkat kepuasan publiknya bisa dikatakan sangat tinggi ya, bukan hanya cukup tinggi sebenarnya. 77 persen itu menurut kami itu sangat tinggi," kata Chico Hakim saat pemaparan hasil survei Ethical Politics di sebuah kafe kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Selasa (24/6/2025).
Pria bernama lengkap Cyril Raoul Hakim itu menyebut hasil survei ini tidak perlu dibandingkan dengan gubernur di daerah lain. Sebab, permasalahan setiap daerah berbeda-beda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kan problematika setiap daerah itu beragam, problem misalnya banjir, kemacetan, dan lain-lain itu publik terhadap hanya di Jakarta. Dan Jakarta juga dengan beragamnya suku, agama, ras, maupun golongan yang tertinggal dibandingkan dengan daerah lain yang begitu mungkin juga berbeda," ungkap Chico.
Selain itu, menurutnya, tingkat pendidikan masyarakat Jakarta lebih tinggi dibandingkan daerah lain. Jadi hal ini akan memetakan masalah yang berbeda.
"Yang lulus SMA sampai S1 atau minimal pendidikan di universitas itu hampir 70 persen. Berbeda dengan daerah lain yang cukup jauh berbedanya. Yang paling dekat mungkin jawa barat hanya 41 persen yang lulus SMA. Jadi artinya apa? Tingkat pendidikan itu berbanding lurus dengan cara bekerja kritis. Dan kritis itu tidak mudah untuk dipuaskan," jelas dia.
Untuk itu, dengan angka 77,73 persen itu Chico merasa bersyukur. Terlebih Litbang Kompas juga merilis hasil survei kepuasan publik terhadap kinerja Pramono menyentuh angka 64,5 persen.
"Jadi prinsipnya, kita bersyukur ada hasil survei ini dan ada hasil survei yang lain. Yang kemarin misalnya tingkat kepuasan publik oleh Litbang Kompas, yang angkanya nggak jauh-jauh amat," tegasnya.
Meski begitu, Chico tak mau berpuas diri atas hasil survei tersebut. Dia mengatakan akan tetap mengevaluasi program yang belum optimal.
"Nah ini suatu hal memang tidak kemudian menjadi kita merasa sudah cukup berbuat, tapi tentunya semua hasil survei dari semua lembaga, mana pun itu, tentu akan menjadi bahan evaluasi bagi kita. Nah memang di sana-sini masih ada kekurangan, tetapi ya menurut kami, saya rasa menurut semua orang ya, waktu tiga setengah bulan tidak mungkin bisa begitu saja menyelesaikan permasalahan Jakarta," ungkapnya.
Tonton juga "28 Saksi Diperiksa di Kasus Korupsi Kemendikbudristek, Ada Stafsus Nadiem" di sini:
(idn/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini