JAKARTA - Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk anak sekolah resmi bergulir, menjadi fondasi utama dari Sekolah Rakyat, inisiatif prioritas Presiden Prabowo Subianto. Pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Rakyat Tahun Ajaran 2025/2026 disaksikan langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, dan Menko Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar.
Menkes Budi Gunadi Sadikin, saat acara pembukaan pada Senin (14/7/2025), menegaskan komitmennya untuk menjaga kesehatan para siswa selama menempuh pendidikan.
"Saya memastikan semua siswa sehat jangan sampai sakit, sampai selesai. Kalau ada penyakit menular maka diperiksa dulu, kalau ada langsung diobati, kalau perlu dikarantina sebentar setelah itu langsung sekolah, " kata Menkes Budi.
CKG bukan sekadar formalitas. Pemeriksaan kesehatan dilakukan secara menyeluruh sebelum siswa memasuki asrama, meliputi pengukuran berat dan tinggi badan, pemeriksaan gigi, mata, jantung, hingga tes darah. Program ini adalah bagian dari quick win presiden yang sudah berjalan sejak 10 Februari 2025 melalui Puskesmas. Kementerian Kesehatan bahkan telah melakukan simulasi di berbagai sekolah, termasuk BPK Penabur dan Pondok Pesantren Assidiqiyah.
Hasil simulasi tersebut membuka mata. Berbagai masalah kesehatan ditemukan pada siswa, mulai dari gangguan penglihatan, karies gigi, hingga potensi risiko diabetes akibat faktor keturunan.
"Masalah kesehatan selalu ditemukan di setiap anak, entah itu diabetes, gangguan mata, karies. Semuanya kita rujuk ke Puskesmas untuk penanganan lebih lanjut, " ujar Menkes Budi.
Hingga pertengahan Juli, program CKG telah menjangkau lebih dari 12 juta masyarakat umum. Khusus untuk CKG sekolah, Kemenkes menargetkan 53, 8 juta pelajar di 282 ribu satuan pendidikan.
"Kita ada 280 juta (penduduk), Puskesmas 10 ribu. Ini akan jadi terpusat ke Puskesmas. Namun dirasa belum maksimal jika hanya mengandalkan Puskesmas. Untuk itu, kita perlu melakukan pemeriksaan langsung di sekolah, " terang Menkes Budi.
Dengan pendekatan kesehatan yang komprehensif dan pemetaan bakat berbasis teknologi, Sekolah Rakyat diharapkan menjadi lebih dari sekadar tempat belajar. Ia dirancang untuk menjadi laboratorium masa depan, mencetak generasi unggul yang siap membangun Indonesia. Saya pribadi merasa optimis dengan perubahan ini, membayangkan anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan cerdas, siap menghadapi tantangan global.
Sepuluh tahun lalu, mewujudkan jaminan kesehatan nasional bagi negara kepulauan seperti Indonesia terasa seperti mimpi. Namun, Indonesia berhasil membuktikan bahwa hal yang nyaris mustahil pun bisa dicapai: Universal Health Coverage (UHC) hanya dalam satu dekade, bahkan lebih cepat dari Jepang dan Korea Selatan. (Info Publik)