Jakarta -
Kantor Komunikasi Presiden (PCO) meminta relawan pendukung Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, untuk membantu menjelaskan program pemerintah kepada masyarakat. PCO mengatakan para relawan bisa turut andil menyampaikan pendapat.
Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Materi Komunikasi dan Informasi Kantor Komunikasi Presiden (PCO), M Isra Ramli, dalam diskusi bertajuk 'Berani Bicara' di Rumah Besar Gatotkaca, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (2/7/2025). Diskusi ini digelar relawan pendukung Prabowo Subianto-Gibran.
Dalam pemaparannya, Isra menjelaskan kerja-kerja yang dilakukan PCO yakni memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait program maupun kebijakan pemerintah. Dia menyebut PCO harus memberikan pemahaman terutama kepada pihak-pihak yang menolak program maupun kebijakan dari pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu harus menjadi kewajiban kita untuk memberitahu dia. Jadi ini kewajiban pemerintah. Jadi memberitahu gitu. Nah, ini juga satu pekerjaan tersendiri sebenarnya, memberitahukan sesuatu di tengah keriuhan komunikasi itu tidak mudah gitu," jelas Isra.
"Jadi salah satu tugas komunikasi kita. Itu adalah membantu memberitahukan memahamkan kebijakan dan program-program Pak Presiden. karena itu memang kita sendiri harus paham," sambungnya.
Dia juga menerangkan PCO tidak memiliki kewenangan untuk berkomentar atau pun mencampuri urusan terkait politik. Apalagi mengenai pihak-pihak yang berseberangan dengan pemerintah.
"JadI PCO itu tidak menanggapi urusan politik. Tidak menanggapi urusan dukung-mendukung, tolak-menolak dan segala macam juga," terang Isra.
Dia menyebut Indonesia sebagai negara demokrasi membebaskan setiap warganya untuk menyampaikan pendapat di muka umum dengan ketentuan norma yang berlaku. Sebabnya, menurut dia, sudah menjadi hal yang wajar ketika penyampaian pendapat terhadap pemerintah banyak dilakukan oleh pihak-pihak yang menganggap sebagai oposisi.
"Biasanya di negara yang demokrasi, yang wajib bicara itu yang menjadi oposisi, yang menentang pemerintah, atau yang kalah dalam kontestasi. Sementara yang menang itu secara norma seringkali 'dihukum' untuk jangan banyak bicara. Nah jadi yang banyak bicara itu yang kalah, yang tidak terima kekalahan, yang oposisi lah ya," ungkap dia.
Meski begitu, dia menekankan pola pemikiran tersebut tidak melulu bisa dibenarkan. Dia pun meminta pihak relawan Prabowo-Gibran untuk ikut andil bersuara dalam menyampaikan pendapat-pendapatnya mengenai program dan kebijakan dari pemerintah.
"Sebagai pihak yang memenangkan kontestasi 2024 kemarin, pihak yang mendukung Pak Presiden Prabowo dan Gibran dalam tim Pilpres kemarin. Mulai hari ini kita tegaskan, kita kuatkan, kita berani bicara. Jadi bukan hanya orang yang boleh bicara, kita juga berani bicara," ujarnya.
Dia menjelaskan pihak yang menilai dirinya berseberangan dengan pemerintah tidak selalu memahami maksud dan tujuan dari tiap-tiap program yang diluncurkan oleh pemerintah. Maka, dia menilai bahwa para relawan bisa ikut ambil bagian untuk sama-sama memberikan pemahaman terhadap setiap program maupun kebijakan dari pemerintah.
"Jadi, pemenang tetap harus berani bicara. Jadi, pemenang jangan yang menunggu, jangan diam, bicara tentang apa-apa yang sudah dicapai. Cuman, kita jangan bicara janji lagi, tapi kita bicara tentang aksi-aksi dan hasil-hasil yang sudah kita raih," tutur dia.
"Jadi, bicara tentang aksi-aksi dan hasil-hasil yang sudah kita raih. Karena itu, selain harus tahu program Pak Prabowo, harus mengikuti juga perkembangannya. Supaya kita bisa bicara tentang itu," pungkasnya.
Simak juga Video: Pelemahan Banyak Dipengaruhi Kekhawatiran Investor Akan Program Pemerintah
(whn/whn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini