Menbud Fadli Zon Ungkap Anggaran Penulisan Ulang Sejarah Capai Rp 9 Miliar

1 week ago 10

Jakarta -

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebutkan anggaran untuk penulisan ulang sejarah sekitar Rp 9 miliar. Penulisannya pun dimulai sejak Januari.

"Kalau tidak salah catatannya Rp 9 miliar," kata Fadli Zon di gedung DPR RI, Jakarta, Senin (26/5/2025). Fadli menjawab pertanyaan wartawan perihal anggaran untuk penulisan ulang sejarah.

Hasil dari penulisan sejarah ulang tersebut diharapkan bisa jadi bagian dari bahan ajar di sekolah. Fadli akan berkoordinasi dengan pihak terkait.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita harapkan begitu. Nanti kita akan berkoordinasi supaya masyarakat kita, rakyat kita itu mengerti sejarah dan tidak melupakan atau meninggalkan sejarah kita," ucap dia.

"Kita berharap juga ada lagi mata pelajaran sejarah itu wajib. Di Amerika saja seluruh bidang apa bukan seluruh bidang, seluruh jenjang itu ada US History ya," tambahnya.

Fadli mencontohkan jangan sampai orang tidak mengetahui siapa itu Sukarno dan Mohammad Hatta. Dia menilai akan berbahaya jika masyarakat lupa akan sejarah.

"Atau dikira Soekarno-Hatta itu satu nama karena nama bandarannya Soekarno-Hatta, apalagi disingkat lagi sekarang Soetta lagi. Dikiranya namanya Soetta, ada nama baru gitu ya," sebutnya.

Sebelumnya, Fadli Zon mengungkap ada 6 faktor yang membuat penulisan ulang sejarah Indonesia harus dilakukan. Fadli Zon juga mengungkapkan sejumlah judul dalam buku penulisan sejarah ini.

"Yang pertama adalah menghapus bias kolonial dan menegaskan perspektif Indonesia-sentris, apalagi sekarang ini kita 80 tahun Indonesia merdeka sudah saya kira waktunya kita memberikan satu pembebasan total dari bias kolonial ini dan menegaskan perspektif Indonesia sentris," kata Fadli dalam rapat bersama Komisi X di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/5).

Kedua, sejarah RI akan ditulis ulang untuk menjawab tantangan terbaru. Alasan selanjutnya, untuk membentuk identitas nasional yang kuat.

"(Alasan keempat) menegaskan otonomi sejarah, sejarah otonom. (Kelima) kemudian relevansi untuk generasi muda," sebutnya.

"Dan (keenam) reinventing Indonesian identity," lanjut dia.

Fadli Zon juga mengungkap jilid-jilid yang terdapat dalam buku penulisan sejarah ini. Dalam slide yang ditampilkan, ada 11 jilid.

1. Sejarah Awal Nusantara
2. Nusantara dalam Jaringan Global: India dan Cina
3. Nusantara dalam Jaringan Global: Timur Tengah
4. Interaksi dengan Barat: Kompetisi dan Aliansi
5. Respons terhadap Penjajahan
6. Pergerakan Kebangsaan
7. Perang Kemerdekaan Indonesia
8. Masa Bergejolak dan Ancaman Integrasi
9. Orde Baru (1967-1998)
10. Era Reformasi (1999-2024).

(ial/idn)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |