Kronologi Perang Bubat, Hendak Menikahkan Anak Raja Berakhir dengan Peperangan Berdarah Sunda-Majapahit

7 hours ago 7

loading...

Kerajaan Sunda akhirnya mendatangi Majapahit untuk mengantarkan anak raja menikahi Hayam Wuruk. Foto/SindoNews

SEMARANG - Kerajaan Sunda akhirnya mendatangi Majapahit untuk mengantarkan anak raja menikahi Hayam Wuruk. Ajakan dari Gajah Mada membuat keluarga calon mempelai perempuan justru yang mendatangi calon mempelai pria. Kedatangan rombongan Sunda ini juga diiringi oleh Raja Maharaja Linggabuana Wisesa, istri, dan pejabat tinggi istana.

Pada waktu yang telah diputuskan, Prabu Maharaja Linggabuana Wisesa beserta permaisuri dan beberapa bangsawan istana Sunda berangkat ke Majapahit untuk mengantarkan Dyah Pitaloka dan sekaligus melangsungkan pesta perkawinan di Ibu Kota Majapahit.

Rombongan yang bermaksud menikahkan putri cantik raja membuat tak banyak pasukan Prabu Maharaja Linggabuana Wisesa yang ikut. Perjalanan jauh akan mereka tempuh dari Galuh menuju Ibu Kota Majapahit yang ada di Trowulan.

Baca juga: Strategi demi Persaudaraan Hasutan Gajah Mada Berujung Tewasnya Raja Sunda dan Pejabatnya

Ratusan rakyat mengantar sang putri beserta raja dan punggawa menuju pantai. Sesampai di pantai, mereka menyaksikan laut berwarna merah darah yang melambangkan bahwa rombongan itu tidak bakal kembali ke negeri kelahirannya. Namun perlambang itu tidak dihiraukan oleh Linggabuanawisesa dan rombongannya, dikutip dari Hitam Putih Gajah Mada".

Dari beberapa sumber referensi sejarah terungkap pernikahan itu dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan yang sekian lama putus antara Majapahit dengan Sunda. Mengingat Dyah Wijaya yang menjadi pendiri Kerajaan Majapahit dianggap sebagai keturunan Rakeyan Jayadarma atau Raja Sunda. Hal ini pula tercatat dalam Pustaka Rajyatajya i Bhumi Nusantara parwa II sarga 3.

Baca juga: 20 Pati Bintang Satu TNI AL Dimutasi, 4 di Antaranya dari Pasukan Elite Marinir

Sesudah rombongan Sunda sampai di Pesanggrahan Bubat, datanglah utusan Gajah Mada yang menyampaikan maksud Gajah Mada agar Dyah Pitaloka Citraresmi diserahkan ke Kerajaan Majapahit sebagai tanda takluk Sunda terhadap Majapahit. Prabu Maharaja Linggabuanawisesa merasa harga dirinya terinjak-injak dengan perlakuan Gajah Mada itu.

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |