Gaji Satria Kumbara saat Jadi Tentara Bayaran Rusia Capai Rp39 Juta per Bulan

6 hours ago 3

loading...

Gaji Gaji Satria Kumbara mencapai Rp39 juta per bulan. Foto/File SindoNews

Mantan personel Korps Marinir TNI Angkatan Laut (AL) Satria Arta Kumbara telah menyampaikan pesan terbuka kepada pemerintah Indonesia bahwa dia menyesal telah menjadi tentara bayaran Rusia dalam perang melawan Ukraina. Gajinya mencapai Rp39 juta per bulan.

Pesan Satria disampaikan melalui akun TikTok @zstorm689 pada hari Minggu, yang ditujukan kepada Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan Menteri Luar Negeri Sugiono.

Dia meminta maaf karena ketidaktahuannya meneken kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia berkonsekuensi berat.

"Mohon izin, Bapak. Saya ingin memohon maaf sebesar-besarnya apabila ketidaktahuan saya menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia mengakibatkan dicabutnya warga negara saya," katanya.

Menurutnya, dirinya tidak berniat mengkhianati negara Indonesia. Alasannya menjadi tentara bayaran Rusia karena faktor ekonomi.

"Saya niatkan datang ke sini (Rusia) hanya untuk mencari nafkah. Wakafa Billahi, cukuplah Allah sebagai saksi," ujarnya. Bahkan, dia mengeklaim sudah meminta restu ibunya sebelum berangkat ke Rusia. Namun, pada akhirnya dia menyadari ada konsekuensi berat setelah bergabung menjadi tentara bayaran Rusia, yakni statusnya sebagai warga negara Indonesia (WNI) dicabut.

Gaji Satria Kumbara saat Jadi Tentara Bayaran Rusia Capai Rp39 Juta per Bulan

1. Gaji Tentara Bayaran Asing Bisa mencapai Rp39 Juta

Sebuah viro tersebut—dalam bahasa Rusia dengan subtitel bahasa Mandarin—diakhiri dengan ajakan bertindak, "Kamu seorang pria. Jadilah pria," sebelum mengatakan bahwa para rekrutan bisa mendapatkan bonus penandatanganan mulai dari yang setara dengan $7.000 hingga $21.000 dan pendapatan bulanan senilai sekitar USD2.400 atau Rp39 Juta.

Klip itu sendiri telah ditonton ratusan ribu kali, dan itu hanyalah salah satu iklan yang beredar daring di China yang mencoba membawa para pejuang ke medan perang di Ukraina. Rusia melakukan "kampanye sistematis" untuk merekrut tentara China serta banyak negara lain.

Sementara itu, Rusia melakukan segala cara untuk merekrut tentara baru, termasuk menggunakan kampanye publik, papan reklame, dan iklan TV yang disponsori oleh Kementerian Pertahanan Federasi Rusia, yang kini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |