Jakarta -
Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Bahlil Lahadalia berbicara tentang politik yang kerap dianggap terlalu serius. Bahlil menilai politik harus dilakukan dengan dinamis dan lentur.
Hal itu disampaikan Bahlil dalam acara pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar Provinsi DKI Jakarta. Bahlil awalnya menyapa sembari memuji para petinggi Golkar hingga Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung yang hadir dalam acara ini.
"Ya, begini lah kalau kita Musda ada gubernurnya, Pak Pram. Jadi suka membawa dalam sebuah jokes-jokes politik tapi mempunyai makna yang substantif," kata Bahlil di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (23/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Bahlil, pembicaraan politik dapat dilakukan dengan santai dan dinamis. Namun pesannya harus jelas agar tujuannya bisa tersampaikan dengan baik.
"Kadang-kadang saya berpikir politik ini jangan terlalu serius. Kalau dulu kan tokoh politik yang hebat itu kalau pidatonya pakai menurut karangan dan teori," ucap Bahlil.
"Kalau sekarang kelihatannya harus mulai ada perubahan, jadi serius, santai, dinamis, elastis tapi menukik. Karena kalau tidak menukik, diambil sama yang lain barangnya," jelas Bahlil disambut sorak sorai peserta Musda.
Bahlil menyebut Musda tidak sekadar ajang memilih ketua baru. Dia menekankan acara tersebut harus menyusun program kerja untuk periode 2025-2030.
Ketum Golkar ini berpesan kepada para kader untuk melakukan konsolidasi secara menyeluruh. Selain itu, dia mendorong untuk memanfaatkan digitalisasi untuk menggaet pemilih muda.
"Sebagai informasi, bahwa pemilu di 2029 nantinya, itu pemilih usia muda 17 sampai dengan 50 tahun, itu rata-rata 72 persen," terang Bahlil.
"Jadi besok, partai siapa yang mampu meraih simpati, dari anak-anak muda, maka dia yang menangkan pertarungan politik di tahun 2029," tuturnya.
(ond/ygs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini